Malam Lailatul Qadar: Pengertian, Tanda-tanda, dan Amalan yang Dilakukan

--

2. Hatinya Senantiasa Damai

Prof. Quraish menyampaikan tanda-tanda orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar hidupnya penuh dengan kedamaian, tidak dendam, dan tidak dengki.

Dia juga menyebutkan bahwa malam Lailatul Qadar tidak diketahui kapan tibanya dan hanya terjadi di bulan suci Ramadan sehingga umat Muslim bisa mempersiapkan diri dengan terus berbuat kebaikan.

“Tanggalnya nggak tahu kapan. Itu sebabnya dirahasiakan. Setiap saat kita siap untuk itu. Bukannya tujuan ayat ini (Al-Qadar) mendorong untuk beramal shaleh?" ujar Prof. Quraish.

Sementara itu, dikutip dari baznas.go.id, Kamis 4 Maret 2024, tanda-tanda malam Lailatul Qadar tiba, yakni matahari terbit tidak terlalu panas, angin berhembus dengan lembut, malam hari yang cerah atau terang, seperti tidak berawan, tidak hujan, dan tidak terlihat bintang-bintang.

"Sesungguhnya tanda Lailatul Qadar adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadar adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu." (HR. Ahmad).

Amalan yang Dilakukan untuk Mendapatkan Malam Lailatul Qadar

Seperti diketahui, malam Lailatul Qadar tidak diketahui secara pasti kapan terjadinya.

Maka dari itu, pada sepuluh malam terakhir umat Muslim dengan bersungguh-sungguh melakukan amalam-amalan supaya mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Dikutip dari situs Kementerian Agama RI, Berikut ini adalah amalan-amalan di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, yakni:

1. Memperpanjang Shalat Malam

Ketika memasuki sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, Rasulullah SAW dengan sahabatnya tidak tidur dengan menghabiskan sepuluh malam terakhir di bulan suci Ramadan untuk beribadah, shalat, zikir, dan lain-lain hingga bertemu waktu fajar.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Aisyah RA: “Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

2. Memperbanyak Sedekah

Meningkatkan sedekah dapat menjadi penyempurna ibadah puasa dan ibadah lainnya. Selain itu, sebagai ungkapan rasa syukur atas dipertemukannya kembali bulan suci Ramadan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan