JAMBI - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Siginjai Sakti kini tengah menjadi sorotan publik, karena belum memiliki core bisnis yang jelas.
Sejak dibentuk pada 2021 dan mulai menjalankan usaha pada 2022, kinerjanya tak memuaskan.
Bahkan, di tahun 2023 ini, tidak mempunyai kegiatan usaha, padahal sudah disuntik dana Rp10 miliar sebagai modal awal perusahaan.
Kini, sorotan publik kembali mencuat setelah kabar Komisaris dan Direktur PT Siginjai Sakti mengajukan surat pengunduran diri.
BACA JUGA:15 Resep Masakan Sederhana & Praktis Sehari-Hari
BACA JUGA:Duh, Begini Kondisi Anies Baswedan Usai Alami Kecelakaan Beruntun di Aceh
Informasi yang dihimpun, komisaris dan direktur tersebut. Sudah mengajukan surat pengunduran diri kepada kuasa pemegang saham sejak akhir Oktober 2023 lalu.
Menanggapi informasi itu, Yoan Dinata, Manager SDM dan Administrasi Umum PT Siginjai Sakti membenarkan informasi tersebut.
"Komisaris dan Direktur PT Siginjai Sakti sudah menyampaikan surat pengunduran diri kepada Walikota Jambi selaku Kuasa Pemegang Saham (KPM),” kata dia.
“Tapi untuk proses ini harus diputuskan lewat RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Sebelum diputuskan oleh RUPS, maka yang bersangkutan masih sebagai Direktur dan Komisaris PT Siginjai Sakti," katanya.
BACA JUGA:Hasil Drawing Babak 16 Besar Liga Champions: Napoli vs Barcelona, PSG vs Real Sociedad
BACA JUGA:Kronologi Mobil Rombongan Anies Basewedan kecelakaan di Aceh
Untuk diketahui, selama kuang lebih dua tahun beroperasi, PT Siginjai Sakti sudah menghabiskan dana sekitar Rp4 miliar dari total investasi sebesar Rp10 miliar.
Sebelumnya, Yoan Dinata, Manager SDM dan Administrasi Umum PT Siginjai Sakti mengatakan, jika pada akhir 2022 baru mulai operasional.
Manajemen memang memiliki beberapa rencana bisnis yang sudah disetujui oleh kuasa pemegang saham. Salah satu yang paling diunggulkan adalah pengelolaan aspal Eks UPTD UPCA.