SAROLANGUN – Angka balita stunting di Sarolangun cenderung menurun dari Triwulan I, II, dan III, masa jabatan Pj Bupati Sarolangun Bachril Bakri.
Angka ini terlihat dari laporan Evaluasi Capaian Kinerja Triwulan III Pelaksanaan Tugas Sebagai Bupati Sarolangun oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Jumat, 23 Februari 2023.
Dalam evaluasi tersebut, aspek stunting menjadi salah satu aspek yang paling mendapatkan apresiasi dari Irjen Kemendagri. Pasalnya angka balita stunting pada triwulan III (31 Januari 2024) menurun hingga 50 persen. Dari total balita stunting sebesar 740 anak, menurun menjadi 370 anak.
BACA JUGA:11 Pelajar Adhyaksa Diterima di PTN
BACA JUGA:Minta Kerja Secara Optimal, Pj Walikota Jambi Serahkan SK PPPK
Dalam laporannya Pj Bupati Sarolangun menyebutkan bahwa penurunan angka stunting yang besar disebabkan tingginya perhatian Pemerintah Kabupaten Sarolangun dalam penurunan angka stunting dengan melakukan intervensi kebijakan maupun intervensi sensitif dan intervensi spesifik yang dilaksanakan setiap triwulan.
Upayakan yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Sarolangun dalam upayakan penurunan angka stunting pada triwulan III diantaranya melalui intervensi kebijakan seperti penetapan rumah asuh stunting, Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan anak beresiko stunting pada kegiatan Cegah Stunting (Ceting) di Kabupaten Sarolangun.
Kemudian melibatkan seluruh perangkat daerah terkait secara terintegrasi dalam penanganan stunting seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas PUPR, Dinas Sosial, Dinas PMD, Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Kominfo, Dinas TPHP, dan Dinas Perindagkop Kabupaten Sarolangun.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Sarolangun juga memberikan penghargaan kepada camat, lurah, kepala desa, dan kepala Puskesmas yang telah berhasil menurunkan angka stunting di wilayah kerja masing-masing.
BACA JUGA:OOTD Pria untuk Tampil Stylish dan Kasual
BACA JUGA:Kegiatan Porseni IMATAPUT-JAMBI 2024 dengan tema 'Show Your Talent Show Your Passion'
Tak hanya itu, Pemkab Sarolangun juga mendorong Corporate Responsibility Social (CSR) perusahaan untuk pengadaan bahan makanan tambahan berupa beras, roti, telur dan susu bagi balita stunting. Serta menginstruksikan kepada pejabat Eselon II dan Eselon III untuk menjadi Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
Selain melakukan intervensi kebijakan, Pemerintah Kabupaten Sarolangun juga melakukan intervensi spesifik atau berkaitan langsung dengan peningkatan gizi dan kesehatan ibu hamil dan balita stunting dan remaja putri.
Seperti pengadaan 378 antropometri kit, pengadaan USG dua dimensi untuk 11 Puskesmas di Sarolangun, pemberian Tablet Penambah Darah (TTD) kepada ibu hamil, pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan, screening kesehatan bagi calon pengantin, pemberian makanan tambahan bagi balita kurus dan stunting, penyuapan langsung makanan tambahan.
Disamping itu, Pemkab Sarolangun juga melakukan intervensi sensitif seperti melanjutkan pembangunan sanitasi septik tank skala individu untuk 352 KK, pembangunan Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) 1.170 sambungan rumah, melanjutkan supervisi pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak, melanjutkan orientasi tata laksana gizi buruk, sosialisasi kesehatan reproduksi dan melakukan pelayanan KB bergerak.