Jamu Bermanfaat sebagai Penyeimbang Sistem Tubuh, Terutama Pencernaan

ilustrasi jamu-foto: alodokter-
JAKARTA – Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr. Inggrid Tania, menegaskan pentingnya memahami jamu tidak hanya sebagai ramuan tradisional, tetapi juga sebagai sistem penyembuhan yang mengedepankan keseimbangan tubuh dan harmoni dengan alam.
“Jamu itu konsepnya balance and harmony. Ia membantu menyeimbangkan sistem tubuh dan menciptakan harmoni dengan lingkungan sekitar,” ujar Inggrid dalam acara Peringatan Hari Jamu Nasional yang digelar secara daring.
Manfaat Jamu untuk Sistem Pencernaan
Inggrid menjelaskan bahwa sejumlah jamu tradisional Indonesia, seperti kunyit asam, beras kencur, cabe puyang, pahitan, sinom, kunci suruh, dan lainnya, memiliki khasiat besar untuk sistem pencernaan.
BACA JUGA:Gegara Utang Rp150 Ribu, Anggota Ormas Tega Habisi Nyawa Polisi
BACA JUGA:Korban Terkaman Buaya di Air Hitam Laut Tanjab Timur Berhasil Ditemukan, Begini Kondisinya
1. Kunyit asam: efektif untuk meredakan keluhan menjelang menstruasi.
2. Sinom: membantu meningkatkan fungsi pencernaan secara keseluruhan.
3. Jamu pahitan: bermanfaat untuk mengatasi gejala seperti perut kembung dan kurang nafsu makan.
Ia juga menyoroti madu sebagai bahan alami berbasis hewani yang memiliki manfaat besar bagi saluran cerna. Dengan sifat antioksidan, anti-inflamasi, serta viskositas tinggi, madu dinilai mampu melindungi mukosa lambung dan efektif dalam menangani gangguan seperti gastritis, GERD, dan tukak lambung.
BACA JUGA:Dari Kantor ke Kolam : OPD Pemkot Jambi Rayakan HUT Kota Jambi Lewat Lomba Mancing
BACA JUGA:Wali Kota Maulana Dorong Tanah Pilih Marching Band Festival Jadi Ajang Karakter dan Ekspresi Anak Muda
Kombinasi madu dan kunyit juga direkomendasikan sebagai solusi alami berbasis ilmiah untuk kesehatan pencernaan. Kandungan kurkuminoid pada kunyit terbukti membantu meredakan peradangan dan memperbaiki fungsi pencernaan.
“Kalau jamu sudah diolah modern dan memiliki izin edar, manfaatnya akan lebih luas dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” tambah Inggrid.
Dukungan BPOM: Jamu sebagai Produk Bernilai dan Berdaya Saing
Senada dengan Inggrid, Deputi II BPOM, Mohamad Kashuri, menekankan perlunya mengangkat jamu dari sekadar objek penelitian menjadi produk yang bernilai dan memiliki daya saing tinggi di pasar domestik maupun internasional.
BACA JUGA: 5 Buah Rendah Gula, Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes
BACA JUGA:Cara Menghindari Mengigau saat Tidur
“Jamu tidak sekadar ramuan, tetapi juga cerminan budaya yang diwariskan turun-temurun. Kini, semakin banyak jurnal ilmiah dan seminar yang membahasnya sebagai potensi besar obat tradisional,” ujarnya.
Kashuri menambahkan bahwa jamu adalah bentuk kearifan lokal yang dibuktikan secara empiris dan didukung kajian ilmiah yang terus berkembang.
Dengan dukungan regulasi, riset, serta edukasi yang berkelanjutan, jamu diharapkan bisa memainkan peran lebih besar dalam sistem kesehatan nasional, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat obat tradisional yang berbasis bukti ilmiah. (*)