Ekstrak Daun Pegagan Terbukti Lindungi Hati pada Pengobatan TB Remaja

Rabu 30 Jul 2025 - 12:00 WIB
Reporter : Finarman
Editor : Finarman

JAMBIKORAN.COM – Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ekstrak daun pegagan dapat membantu melindungi fungsi hati pada pasien remaja yang menjalani pengobatan tuberkulosis (TB).

Temuan ini diungkapkan oleh Direktur RSUD dr Loekmonohadi Kudus, dr Abdul Hakam, berdasarkan disertasi program doktoralnya di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Dalam penelitiannya, Abdul Hakam menyebutkan bahwa ekstrak daun pegagan berperan sebagai terapi pendamping yang efektif dalam mengurangi risiko hepatotoksisitas atau kerusakan hati akibat konsumsi obat anti-TB.

“Ekstrak daun pegagan terbukti menurunkan risiko efek samping pada hati, khususnya akibat pengobatan jangka panjang TB pada remaja,” ungkap Hakam.

BACA JUGA:Warga Depati Tujuh Keluhkan Air Perumda Tirta Sakti Tak Mengalir

BACA JUGA:Penyidik Polda Jambi Serahkan Berkas Kasus Bos Sumur Minyak Ilegal ke Kejati

Studi dilakukan terhadap 84 pasien TB berusia 10 hingga 18 tahun yang dirawat di RSUD Kudus.

Hasilnya, pemberian suplemen ekstrak daun pegagan tidak hanya membantu menjaga fungsi hati, tetapi juga menurunkan kadar biomarker inflamasi dan memperbaiki status gizi pasien.

Ia menambahkan bahwa hasil ini menunjukkan potensi besar dari tanaman obat tradisional Indonesia dalam mendukung pengobatan integratif, yang memadukan pendekatan medis modern dengan kearifan lokal.

"Penelitian ini menjadi pijakan awal untuk mengembangkan terapi TB yang lebih holistik, memanfaatkan keunggulan pengobatan herbal dalam mendukung kesembuhan pasien," katanya.

BACA JUGA:Pengusaha Diminta Percepat Pembangunan SPPG

BACA JUGA:Perketat Pengawasan Orang Asing secara Digital

Meski demikian, Hakam menegaskan bahwa ekstrak daun pegagan bukanlah pengganti obat TB standar. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak mengonsumsi tanaman herbal ini secara sembarangan tanpa pengawasan medis.

“Penggunaan ekstrak pegagan harus tetap dilakukan sebagai terapi tambahan, bukan utama. Protokol pengobatan TB tetap harus diikuti sesuai arahan dokter,” tegasnya. (*)

Kategori :