Kalimantan Timur - Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik amonium nitrat di Kawasan Industrial Estate (KIE), Bontang, Kalimantan Timur, Kamis 29 Februari 2024.
Adapun pabrik penunjang bahan pembuatan pupuk dan campuran bahan peledak ini dikelola secara joint venture antara PT Pupuk Kaltim dan PT Dahana, PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN).
Presiden Joko Widodo mengatakan, nilai investasi pembangunan pabrik mencapai Rp 1,2 triliun dengan kapasitas produksi 75.000 ton per tahun.
"Saya senang pabrik ini selesai, nanti akan menambah bahan baku pembuatan pupuk tanah air, utamanya NPK. Diharapkan dengan selesainya pembangunan industri ini, kemandirian dan produktivitas kita lebih mandiri, berdikari, dan investasi Rp 1,2 triliun tidak sia-sia," kata Jokowi dalam peresmian, dikutip dari tayangan langsung YouTube Sekretariat Presiden, Kamis 29 Februari 2024.
BACA JUGA:Akun Instagram Artis Ammar Zoni Dijual Seharga Rp 2 Miliar
BACA JUGA:Identitas Jasad Wanita Tanpa Busana di Muara Tembesi Terkuak, Isak Tangis Keluarga Pecah
Jokowi menyampaikan, kehadiran pabrik amonium nitrat di Kalimantan Timur mampu menekan impor hingga 8 persen.
Lewat keberadaan pabrik amonium nitrat, impor Indonesia mengecil menjadi 13 persen, dari semula mencapai 21 persen.
Tingginya impor amonium nitrat selama ini membuat Indonesia sulit mandiri dalam pengadaan pupuk.
"Oleh sebab itu saya apresiasi dan hargai upaya keras pembangunan industri amonium nitrat ini. Dengan dibangunnya pabrik amonium nitrat ini akan kurangi 21 persen impor dikurangi 8 persen. Artinya masih 13 persen kita impor," tutur Jokowi.
BACA JUGA:Kepentingan Umum
BACA JUGA:Prabowo Naik Pangkat Jenderal Bintang Empat
Jokowi meminta ekspansi bisnis berlanjut sehingga substitusi barang impor bisa dilakukan. Terlebih kata dia, uang senilai Rp 1,2 triliun untuk Kementerian BUMN bukanlah uang yang besar.
Ia ingin bahan baku pupuk dari hulu sampai hilir bisa diproduksi di dalam negeri.
"Perlu diteruskan agar 21 persen itu rampung semuanya. Jadi betul-betul bisa kita pegang. Bukan hanya urusan amonium nitrat, namun produk lainnya yang impor. Harus semuanya diproduksi dalam negeri karena kita memiliki kekuatan untuk itu," jelas Jokowi. (*)