Musik Dorong Perkembangan Otak Anak, Ungkap Ketua IDAI

Arsip Foto - Instruktur mengajari anak-anak bermain alat musik angklung di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Matahari, Rawasari, Jakarta.-ANTARA FOTO/Fathul Habib Sholeh/agr-

JAKARTA - Musik bukan sekadar hiburan, tetapi juga dapat menjadi alat penting dalam mendukung perkembangan otak anak, terutama di masa-masa awal kehidupan.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), dalam seminar daring bertema peran musik dalam tumbuh kembang anak, yang berlangsung Selasa (24/6).

Menurut dr. Piprim, musik mampu merangsang berbagai bagian otak yang berperan dalam fungsi pendengaran, emosi, hingga motorik.

Area yang teraktivasi antara lain lobus temporal (untuk pendengaran), lobus frontal (terkait emosi), serta cerebellum (pengatur gerakan dan koordinasi).

BACA JUGA:Yasir: Kalau Dipaksa Itu Melanggar, Aktivitas PT SAS Dinilai Ilegal

BACA JUGA:Pipa Minyak Pertamina Bocor di Pondok Meja, Minyak Mentah Menyembur ke Lahan Warga

“Musik meningkatkan konektivitas antar-neuron, terutama pada masa golden age atau usia 0 sampai 6 tahun, yang dikenal juga sebagai 1.000 hari pertama kehidupan,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa paparan musik dapat memperbesar volume materi abu-abu dan putih di otak, yang sangat penting dalam menunjang kemampuan berpikir, emosi, dan kontrol gerak.

Tak hanya dari sisi neurologis, musik juga memberikan rangsangan multisensorik—menggabungkan rangsangan auditori, visual, dan kinestetik.

“Saat anak bernyanyi atau memainkan alat musik, terjadi integrasi antar indera yang membantu mengembangkan kemampuan motorik halus dan kasar, serta koordinasi tangan dan mata,” ujar dr. Piprim.

BACA JUGA:Tim Gabungan Karhutla Cek Kesiapan Hadapi Musim Kemarau

BACA JUGA:Perluas Perlindungan Sosial bagi Tokoh Adat Kota Jambi

Ia juga menyoroti pengaruh musik terhadap perkembangan bahasa dan kecerdasan kognitif anak.

Anak-anak yang terbiasa mendengar atau berlatih musik—terutama musik dengan lirik—cenderung memiliki kosakata yang lebih kaya dan struktur kalimat yang lebih kompleks.

“Hal ini disebabkan karena musik turut menstimulasi memori fonologis dan pemrosesan sintaksis di otak,” imbuhnya.

Selain aspek kognitif, musik juga memberikan kontribusi besar dalam perkembangan emosional dan sosial anak.

BACA JUGA:Wawako Hadiri Visitasi Penilaian Kompolnas Award 2025

BACA JUGA:Kejati Jambi dan PT Pelindo Regional 2 Jambi Perpanjang Kerja Sama di Bidang Hukum Perdata dan TUN

Paparan musik dapat membantu anak mengenali dan mengelola emosi, serta meningkatkan produksi hormon seperti dopamin dan serotonin yang berperan dalam suasana hati dan rasa bahagia.

“Musik juga melatih empati, meningkatkan kemampuan bekerja sama dalam kelompok, dan memperkuat keterampilan sosial,” tambahnya.

Tidak hanya untuk anak-anak dengan perkembangan normal, musik juga dapat digunakan sebagai terapi pendukung bagi mereka yang mengalami gangguan perkembangan, seperti autisme, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), dan cerebral palsy. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan