Membangun Kedekatan Emosional Lewat Aktivitas Fisik Bisa Mempengaruhi Kognitif Anak, Ini Kata Psikolog

Ilustrasi membungun kedekatan ayah dan anak.-Pinterest-

JAKARTA - Peran ayah dalam kehidupan anak bukan hanya penting dari segi kehadiran fisik, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosional, mental, dan kognitif anak.

Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Novi Poespita Candra, menekankan pentingnya keterlibatan ayah dalam aktivitas fisik bersama anak untuk memperkuat hubungan emosional.

Dalam wawancaranya, Novi menjelaskan bahwa kegiatan bersama seperti berolahraga, bermain di luar rumah, atau melakukan tantangan fisik, dapat menjadi media yang efektif untuk membentuk rasa percaya diri dan ketangguhan anak.

“Kebersamaan secara fisik dengan ayah akan membentuk karakter anak yang tangguh, percaya diri, dan mampu berpikir kritis dalam mengambil keputusan,” ungkap Novi.

BACA JUGA:Untuk Para Pensiunan! PT TASPEN Imbau Peserta Waspadai Maraknya Penipuan Digital

BACA JUGA:Inflasi Juni 2025 Provinsi Jambi 1,34 Persen, Lebih Rendah dari Nasional

Ia menambahkan, kegiatan fisik tersebut bukan hanya membangun kedekatan secara jasmani, tetapi juga menjadi ruang pembelajaran dan pembentukan nilai-nilai hidup.

Refleksi setelah aktivitas pun penting dilakukan sebagai sarana memperkuat ikatan dan pemahaman antara ayah dan anak.

Tak hanya itu, Novi juga menyoroti pentingnya relasi antara ayah dan ibu dalam membentuk pola pikir anak. Cara ayah memperlakukan ibu di depan anak akan menciptakan persepsi tersendiri terhadap peran ayah dalam keluarga.

“Ketika seorang ayah memperlakukan ibunya dengan penuh hormat dan kasih, anak akan menumbuhkan rasa hormat yang lebih besar pada ayah, sekaligus merasakan kehangatan keluarga yang harmonis,” tambahnya.

BACA JUGA:Pernah Jadi Duta Inklusi Keuangan OJK, Nestapa Misri pada Kasus Kematian Brigadir Nurhadi

BACA JUGA:Matahari di Garis Khatulistiwa, Kemarau di Jambi Terasa Lebih Menyengat

Mengatasi Krisis Fatherless

Fenomena fatherless atau minimnya kehadiran ayah dalam kehidupan anak menjadi isu yang kian mengemuka di Indonesia.

Meski sosok ayah mungkin secara fisik ada di rumah, banyak anak mengalami kekosongan secara emosional akibat kurangnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan.

Menanggapi hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menerbitkan Surat Edaran Nomor 7 Tahun 2025.

BACA JUGA:Kapolda Jambi Pimpin Sertijab 5 PJU dan 2 Kapolres

BACA JUGA:Aktivis Mahasiswa Pertanyakan Program CKG di Sekolah

Surat ini mendorong implementasi Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah, sebagai simbol kebangkitan peran ayah dalam pola asuh keluarga Indonesia.

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang juga Kepala BKKBN, Wihaji, menjelaskan bahwa gerakan ini merupakan bagian dari program prioritas bertajuk Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).

Program ini dirancang untuk mendorong keterlibatan aktif ayah dalam pengasuhan sejak dini.

“Kami ingin mengubah budaya pengasuhan yang selama ini terlalu berpusat pada ibu. Kini saatnya menghadirkan pola asuh yang kolaboratif dan seimbang,” ujar Wihaji.

Melalui program ini, pemerintah berharap bisa menekan dampak negatif dari fatherless generation, serta menciptakan generasi muda yang lebih tangguh secara emosional, mental, dan sosial. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan