Konsumsi Ganja Diduga Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Konsumsi Ganja Diduga Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2, Ini Penjelasan Ilmiahnya--
Kondisi ini berpotensi menimbulkan penumpukan lemak di area perut, yang merupakan salah satu faktor risiko utama diabetes tipe 2.
Dr. Kamel menjelaskan bahwa penggunaan ganja dapat memengaruhi pola makan seseorang, baik dari segi jumlah maupun jenis makanan yang dikonsumsi.
BACA JUGA:Busui Wajib Tahu! Asam Lambung Tak Ganggu Kualitas ASI, Ini Alasannya
BACA JUGA:5 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-Diam Bisa Picu Asam Lambung Kambuh Lagi
Peningkatan nafsu makan terhadap makanan tinggi kalori menjadi salah satu pemicu ketidakseimbangan metabolik.
Secara global, data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa sekitar 147 juta orang di dunia atau sekitar 2,5 persen populasi menggunakan ganja.
Angka ini terus meningkat dan menjadi salah satu bentuk penggunaan zat rekreasional yang paling cepat penyebarannya.
Sementara itu, jumlah penderita diabetes di dunia juga meningkat tajam.
BACA JUGA:Air Kelapa Diklaim Bantu Redakan Asam Lambung, Begini Penjelasan Dokter
BACA JUGA:Waspadai! Minum Teh Saat Bangun Tidur Bisa Perparah Asam Lambung
Saat ini, sekitar 589 juta orang dewasa berusia 20 hingga 79 tahun hidup dengan diabetes, dan lebih dari 90 persennya merupakan diabetes tipe 2.
Di Amerika Serikat sendiri, meskipun ganja belum dilegalkan secara federal, sekitar 52 juta orang tercatat pernah menggunakannya sejak tahun 2021.
Fakta ini memperlihatkan urgensi penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak jangka panjang ganja terhadap kesehatan metabolik manusia.
Peneliti menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap risiko kesehatan yang mungkin muncul dari konsumsi ganja, terutama dalam konteks meningkatnya prevalensi diabetes di seluruh dunia. (*)