Otrovert, Tipe Kepribadian Baru yang Berbeda dari Introvert dan Ekstrovert

Reporter: Ratna Damayanti |

Editor: Finarman |

Kamis , 02 Oct 2025 - 08:30

Otrovert, Tipe Kepribadian Baru yang Berbeda dari Introvert dan Ekstrovert--

Lebih nyaman dalam percakapan intim atau kelompok kecil.

Memiliki pola pikir mandiri, kreatif, dan sering menyimpang dari arus utama.

Kerap merasa berada di “pinggir” interaksi sosial meski tetap diterima.

Dapat menjaga jarak emosional dari norma tanpa merasa terisolasi.

Mengutamakan kualitas hubungan dibanding kuantitas.

Peduli pada kesehatan, lingkungan, serta kesejahteraan hewan.

BACA JUGA:KPK Tahan Eks Dirut PT PGN

Tidak mudah terpengaruh tren atau dorongan konsumerisme.

Dr. Kaminski menilai, orang-orang dengan ciri otrovert biasanya lebih bebas berpikir, penuh gagasan, dan berani berbeda.

Ia bahkan menyebut tokoh terkenal seperti Albert Einstein memiliki kecenderungan kepribadian ini.

Kehadiran istilah ini dinilai penting karena memberi identitas bagi mereka yang tidak sepenuhnya cocok disebut introvert atau ekstrovert.

otrovert, tipe kepribadian baru yang berbeda dari introvert dan ekstrovert                            jambikoran.com - selama ini, kepribadian manusia kerap diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar: introvert dan ekstrovert.
namun, penelitian terbaru memperkenalkan istilah lain yang disebut otrovert.
konsep ini digagas oleh psikiater asal amerika serikat, dr. rami kaminski, sebagaimana dilaporkan daily mail. 
menurut kaminski, tidak semua orang dapat dikelompokkan secara mutlak ke dalam introvert maupun ekstrovert.
baca juga:ketua dpd hkti jambi, sah tegaskan era prabowo petani padi nikmati harga jual tinggi
baca juga:mastantuono hidupkan sayap kanan!
introvert cenderung berfokus pada dunia internalnya, sementara ekstrovert lebih berorientasi keluar dan terhubung dengan lingkungan sosial.
di sisi lain, otrovert berada pada jalur berbeda: tidak sepenuhnya masuk ke salah satu kategori, tetapi tetap mampu menjalin relasi yang mendalam dengan orang lain.
secara etimologis, istilah otrovert berasal dari kata “otro” (bahasa spanyol) yang berarti “lain” dan “vert” (bahasa latin) yang bermakna “berputar”.
dengan demikian, otrovert dapat dipahami sebagai individu dengan arah emosional “berbeda” dari pola umum yang selama ini dikenal.
baca juga:jose mourinho ganggu rencana juventus rekrut bernardo silva
baca juga:juventus tolak tawaran pinjaman dari tiga klub serie a
ciri-ciri otrovert
tidak mudah terbawa arus emosi massa.
lebih nyaman dalam percakapan intim atau kelompok kecil.
memiliki pola pikir mandiri, kreatif, dan sering menyimpang dari arus utama.
baca juga:nama mantan kadis pu kembali disebut, dody irawan terima uang rp 200 juta
baca juga:al haris: mereka bayar, blokir dibuka, 10 perusahaan tambang yang disanksi kementerian esdm
kerap merasa berada di “pinggir” interaksi sosial meski tetap diterima.
dapat menjaga jarak emosional dari norma tanpa merasa terisolasi.
mengutamakan kualitas hubungan dibanding kuantitas.
peduli pada kesehatan, lingkungan, serta kesejahteraan hewan.
baca juga:kpk tahan eks dirut pt pgn
baca juga:inspirasi home office aesthetic untuk kerja yang lebih fokus
tidak mudah terpengaruh tren atau dorongan konsumerisme.
dr. kaminski menilai, orang-orang dengan ciri otrovert biasanya lebih bebas berpikir, penuh gagasan, dan berani berbeda.
ia bahkan menyebut tokoh terkenal seperti albert einstein memiliki kecenderungan kepribadian ini.
kehadiran istilah ini dinilai penting karena memberi identitas bagi mereka yang tidak sepenuhnya cocok disebut introvert atau ekstrovert.
baca juga:bupati bbs jadi inspektur upacara pada peringatan hari kesaktian pancasila
baca juga:produktivitas padi menurun, serangan hama burung liar dan air asin 
selain membantu masyarakat memahami keragaman kepribadian manusia, konsep ini juga memberi sudut pandang baru bagi psikolog maupun konselor dalam memahami pasien.
meski demikian, kaminski menegaskan bahwa otrovert belum diakui secara resmi dalam ranah psikologi klinis.
konsep ini masih sebatas gagasan awal yang memerlukan kajian lebih lanjut untuk memastikan validitasnya dibandingkan dengan kategori klasik introvert-ekstrovert. (*)